Gunung Bukit cula Bukit Barisan Baleendah atau Baleendah Vulkanologi

 Penampakan Gunung Bukit cula

Gunung Bukit cula  merupakan bagian timur dari kawasan Bukit Barisan Baleendah atau Baleendah Vulkanologi


Sebuah tulisan besar di atas gunung terlihat dari pusat keramaian Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Tulisan itu berwarna kuning dan huruf-hurufnya menyusun kata“BUMIWANGI”,mengingatkan pada tulisan serupa yang sangat terkenal “Hollywood”di Amerika sana.


Gunung Bukitcula, lokasi tulisan tersebut berada, memang sedang dibenahi dan ditatasebagai bagian dari potensi wisatayang dimiliki Desa Bumiwangi.Selain destinasi wisata, kawasan ini juga disiapkansebagai lokasi latihan olahraga paralayang.


Akses dan Lokasi



Gunung Bukit cula berada di arah tenggara dari pusat Kota Bandung dengan jarak sekitar 17 kilometer. Secara administratif, gunung ini memiliki puncak yang berada di perbatasan antara Desa Bumiwangi dan Desa Babakan, keduanya berada di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Desa Bumiwangi sendiri merupakan desa baru yang terbentukpadatahun 2003, hasil pemekaran Desa Ciheulang.


Gunung Bukit cula memiliki titik tertinggi 1.073MDPL(meter di atas permukaan laut), berdasar pada peta RBI (Rupa Bumi Indonesia), dengan lembar peta 1208-634, judul peta Pakutandang, edisi : I – 2000 , skala 1 : 25.000.


Akses menuju Gunung Bukit cula bisa ditempuh melalui beberapa jalur.Misalnya jalur Kampung Barugbug dan Kampung Calengka di Desa Bumiwangi, jalur Dusun Kadaleman di Desa Pakutandang, dan jalur Cihonje atau Cianginpuyuh di Desa Babakan.


Dari semua jalur tersebut, yang paling banyak dipilih para pendaki adalah jalur Kampung Calengka, Desa Bumi wangi.Dari pusat Kota Bandung, perjalanan bisa diarahkan ke selatan menuju Jalan Bojongsoang, kemudian menuju Jalan Siliwangi dan Jalan Laswi, Baleendah, hingga sampai ke Alun-alun Ciparay. Dari Alun-alun Ciparay, kitamengambil Jalan Paledang yang berada di samping Mesjid Besar Ciparay untuk menuju Jalan Gunung leutik. Dari sini, kita tinggal menuju jalan yg mengarah ke Kampung Calengka.


Kita juga bisa menggunakan layanan mesin pencari di dunia maya,semisal Google,dengan mengetikkan kata “Gunung Bukitcula”.

Segera akan ditampilkan ke kita, rute menuju Kampung Calengka.


Geomorfologi dan Toponimi


Gunung Bukitcula oleh para ahli geologi dimasukkan ke dalam bagian Pegunungan Bukit Barisan Baleendah, atau dikenal pula dengan istilah satuan Baleendah Vulkanologi (BV). Pegunungan ini membujur dari timur ke barat, dengan bagian paling timurnya adalah Gunung Bukitcula, kemudian berurutan ke arah baratnya terdapat Gunung Nini, Gunung Pipisan, Gunung Pabeasan, Gunung Geulis, Gunung Koromong, Gunung Heulangngambang, dan seterusnya sampai ke Gunung Karikil di bagianpaling barat.


Usia pegunungan ini diperkirakan kurang lebih 3 juta tahun. Pegunungan Baleendah mulai muncul ke permukaan setelah Pegunungan Soreang atau Soreang Vulkanologi (SV) terbentuk pada kisaran 4 juta tahun yang lalu.DalamJurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 2 Juni2006,disebutkan bahwa berdasar analisis morfostratigrafi, terdapat tiga fase gunung api purba di kawasan ini.

Fase pertama adalah kerucut gunung api tertua yang terletak di bagian timur, yaitu Gunung Bukitcula yang berumur 3,2 juta tahun.

Fase kedua merupakan kerucut gunung api di sebelah barat, yaitu Gunung Geulis dan Gunung Pipisan yang berumur 2,8 juta tahun.


Fase ketiga di sebelah selatan-tenggara dengan puncaknya adalah Gunung Tikukur (bisa jadi berumur 2,6 juta tahun).


Penamaan Gunung Bukitcula memiliki beberapa versi.Yang paling sering disebut ada dua, yaitu menurut keterkaitan dengan sejarah Dipati Ukur dan menurut cerita legenda Baki Culah.Menurut legenda Baki Culah, Gunung Bukitcula adalah jelmaan dari seorang pemuda yang tidak jadi menikah dengan gadis pujaannya. Akhirnya pemuda yang bernama Baki Culah ini berubah menjadi sebuah gunungyang kemudian dikenal sebagaiGunung Bukitcula,yang olehmasyarakat setempatsering juga disebutdengan nama Gunung Baki Culah.


Sementara itu, wanita pujaan hati sang pemuda berubah menjadi sebuah gunung yang lokasinya tidak terlalu jauh,disebut Gunung Geulis. Di antara Gunung Bukitcula dan Gunung Geulis, terdapat Gunung Nini dan Gunung Pipisan.Menurut legenda, Gunung Nini adalah jelmaan dari nenek sang gadis cantik.Sedangkan menurut kisah Dipati Ukur, penamaan Gunung Bukitcula ada hubungannya dengan senjata pusaka milik Dipati Ukur, yaitu sebuahduhungyang diberi nama Culanagara. Senjata pusaka tersebut konon merupakan warisan dari raja terakhir Kerajaan Pakuan (Pajajaran) yaitu Prabu Surya kencana,yang dikenal dengan nama lainnya yaitu Prabu Nusia Mulya.Dikisahkan, setelah kalah dari tentara VOC di Batavia, Dipati Ukur dan orang-orang kepercayaannya menenangkan diri ke Gunung Pangporang di perbatasan Subang-Sumedang-Bandung.Namun, tak berselang lama, keberadaan mereka tercium oleh Kerajaan Mataram. Dipati Ukur harus berpindahlokasi danpilihannya jatuh ke kawasan yang sekarang disebut Gunung Bukitcula.Di tempat barunya, Dipati Ukur membuat rumah kecil tempat menyimpan senjata dan baju kebesarannya.Tempat ini sekarang disebut dengan Gunung Leutik.


Kata leutik berasal dari rumah kecil yang dalam bahasa Sundanya adalah imah leutik.Cerita ini disampaikan oleh Abah Umar, sesepuh Desa Gunung leutik dan juru pelihara Situs Cagar Budaya. Abah Umar yang merupakan purnabakti PT. DI/IPTN juga merupakan ketua atau sesepuh perhimpunan Juru Pelihara Situs Cagar Budaya Kabupaten Bandung.Pada Bulan Maret 2021, di lokasi Tugu Palagan Dipati Ukur, Abah Umar menceritakan kisah DipatiUkur selama berada di daerah Gunung Leutik dan Gunung Bukitcula serta kaitannya dengan toponimi penamaan beberapa daerah di sekitarnya.Misal, Dusun Kadaleman di kaki sebelah timur Gunung Bukitcula, dulunya merupakan tempat berkumpul para abdi dalem dan orang kepercayaansang raja.Ada jugaCebrek yang menjadi batas pertahanan.Dinamakan cebrek karena tanah di daerah tersebut selalu basah dan becek berlumpur (cebrek=becek).


Masih menurut Abah Umar, jejak Dipati Ukur lainnya adalah undakan Batu Sindang Panon sebagai tempat mengatur strategi, Lapang Barjati sebagai tempat latihan perang pasukan, Dusun Cipaku sebagai tempat tinggal para abdi, Dusun Barugbug sebagai tempat menyimpan peralatan pertanian, Batu Bendera sebagai tempat memberitanda dengan bendera kepada pasukan dan para pimpinan yang ada di Kadaleman, Batu Palalangon,Batu Korsi, Batu Ramogiling, serta beberapa nama tempat lainnya.Keragaman kisah yang terpelihara secara turun-temurun, seperti kisah Baki Culah dan juga Dipati Ukur, dapat digolongkan ke dalam warisan budaya tak benda, atau disebut pula intangible cultural heritage,demikian Abah Umar mengakhiri kisah tentang Gunung Bukitcula.

0 Response to "Gunung Bukit cula Bukit Barisan Baleendah atau Baleendah Vulkanologi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel